Jumat, 29 April 2016

KERAJAAN SRIWIJAYA - MASA KEEMASAN

KERAJAAN SRIWIJAYA DI MASA KE EMASAN

mari kita mulai mengenal raja raja di kerajaan sriwijaya dari awal hingga ke hancurannya.
  1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
  2. Sri Indravarman
  3. Rudra Vikraman
  4. Maharaja WisnuDharmmatunggadewa     
  5. Dharanindra Sanggramadhananjaya
  6. Samaragrawira
  7. Samaratungga
  8. Balaputradewa
  9. Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
  10. Hie-tche (Haji)
  11. Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
  12. Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
  13. Sumatrabhumi
  14. Sangramavijayottungga
  15. Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
  16. Rajendra II
  17. Rajendra III
  18. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
  19. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
  20. Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

di awal pendirian kerajaan sriwijaya,
sri jaya nasa ( JAYA NACA ) putra dari sri jayanaga penguasa kerajaan MINANGA TAMWAN, dengan di hadiahi 20.000 tentara / pengawal ia di dampingi seorang penasehat yang sangat bijaksana PHU / MPHU HYANG BATARA yang ber agama hindu namun sangat menyayangi dirinya, memberi nasihat agar dirinya memulai perjalanan sepiritual terlebih dahulu dengan menuju CANDI MUARA TAKUS, untuk meminta ijin kepada para leluhur budha sebagai kepercayaan san jaya nasa, maka berangkatlah mereka menuju CANDI MUARA TAKUS di daerah kampar dari istana kerajaan MINANGA TAMWAN, yang ebrada di daerah MUARO JAMBI di daerah BANGKO sekarang ini, 

ada sekitar 10 tahun sri jayanasa di muara takus memperdalam ilmu bathin dan ilmu tentang ketata negaraan yang mereka pelajari dari biksu biksu budha yang bertapa di muara takus.
untuk menghormati keberadaan candi tersebut, sang jaya nasa kemudian mendirikan istana kerajaannya, dan memulai sebuah pemerintahan kecil di sana, karena pada saat itu kawasan candi muara takus bukan wilayah kekuasaan minanga tamwan, namun setelah 10 tahun berselang ia merasa ibu kota kerajaannya tidak bisa berkembang karena lalu lintas perdagangan begitu jauh, kemudian sri jaya nasa yang kemudian mendapatkan gelar MPU HYANG JAYANASA atau DAMPU / DOMPU TA HYANG JAYA NASA. 
maka berangkatlah ia menuju GUNUNG MAHAMERU / MARAPI untuk mengunjungi MAMAKnya DATUK TEMENGGUNG 2 dan DATUK PERPATIH 2 meohon ijin untuk perjalanan selanjutnya. di tengah perjalanan mereka beristirahat dan mendirikan sebuah WIHARA / BIHARA yang nantinya tempat ini di kenal sebagai BIARO / BIARA / BIHARA. berada di daerah agam berdekatan dengan bukittinggi.

setelah mendapatkan restu ia menyusuri kembali kota asalnya dan berpamitan kembali kepada ayah bundanya yang berada di MINANGA TAMWAN, dan melanjutkan perjalanan menuju ke pantai TIMUR. 
mpu hyang BATARA memberinya nasehat untuk memasuki sebuah aliran sungai yang sangat besar dan dalam yaitu SUNGAI MUSI di daerah palembang, dan di sana pasukannya di hadang oleh beberapa perampok yang kemudian mereka takluk dan tunduk dengan DA PUNTA HYANG untuk menjadi pengikutnya. 

akhirnya mereka menemukan sebuah tanah yang cukup tinggi seperti mengapung terlihat dari jauh atau di sebut juga SIGUNTANG, suatu tanjung yang berada di tepian sungai MUSI, akhirnya SRI JAYA NASA menetapkan untuk ber istirahat di sana dan mendirikan camp untuk para prajuritnya, lambat laun tempat itu menjadi sangat ramai, lalu lintas sungai menjadi lancar karena para perampok tidak lagi melakukan ke jahatan, sehingga tempat baru itu menjadi persinggahan para pedagang yang di kenal dengan bangsa MELADJU yang nantinya di kenal sebagai bangsa MELAYU. dengan kondisi itu, SRI JAYA NASA sang DAPUNTA HYANG membangun kota dan ibu kotanya di sana, dan memberi nama kerajaan itu dengan sebutan SIGUNTANG MAHAMERU yang ber arti sebuah kerajaan di tanah SIGUNTANG yang penguasanya berasal dari MAHAMERU ( keturunan kerajaan marapi ).

DAPUNTA HYANG SRI JAYA NASA menjadi raja pertamanya, dan mulai melakukan penaklukan - penaklukan kerajaan - kerajaan kecil yang semula mengganggu ketentraman kerajaannya, dan kemudian membuat juga sekutu - sekutu dengan kerajaan di pedalaman yang di kenal dengan kerajaan SKALA BRAK yang mendiami kawasan DANAU RANAU, dengan demikian kerajaan SIGUNTANG menjadi satu satunya kerajaan terkuat di daerah palembang masa itu. dan akhirnya ia memulai meluaskan wilayahnya hingga menjelang abad ke 7 masehi. sehingga ia wafat dan di gantikan oleh puteranya, SRI INDRA YARMAN nama yang di pengaruhi oleh pengaruh hindu, yang merupakan nama pemberian dari MPHU BATHARA.

dan kemudian nama SIGUNTANG MAHA MERU bertukar menjadi SRIWIJAYA yang ber arti CAHAYA KEMENANGAN atau kemengangan GEMILANG. dan menjadikan sriwijaya sebagai pusat perdagangan di daerah nusantara waktu itu. 
dimana kerajaan SALAKA NAGARA  di daerah GUNUNG SALAK pun telah takluk di bawah kekuasaan SRIWIJAYA kemudian KERAJAAN AGNI yaitu kerajaan yang berdiri di daerah gunung krakatau sekarang.
dan banyak lagi kerajaan - kerajaan yang menjadi jajahan dari sriwijaya. di abad ke 6 masehi hingga ke 7 masehi SRIWIJAYA menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama budha di tanah sumatera masa itu.

Catatan :
pada beberapa tulisan di wikipedia menyatakan bahwa :  Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682 Dapunta Hyang bertolak dari Minanga dengan membawa 20.000 tentara lalu mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Ekspedisi ini juga bertujuan untuk memindahkan pusat kerajaan dari Minanga di pedalaman ke daerah yang strategis di tepi laut.

menyatakan pula bahwa kerajaan MINANGA TAMWAN adalah kerajaan asal pendiri kerajaan sriwijaya dengan catatan sebagai berikut :
Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682 Dapunta Hyang bertolak dari Minanga dengan membawa 20.000 tentara lalu mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Ekspedisi ini juga bertujuan untuk memindahkan pusat kerajaan dari Minanga di pedalaman ke daerah yang strategis di tepi laut. 

sebbagai sumber catatan adalah :
Dari Prasasti Kedukan Bukit, disebutkan bahwa Dapunta Hyang pendiri Sriwijaya bertolak dari Minanga, dengan membawa puluhan ribu tentara lengkap dengan perbekalan[2]. Berita tentang Kerajaan Melayu ini juga disebut dalam catatan perjalanan Pendeta I-tsing atau I Ching (義淨; pinyin Yì Jìng) (634-713) identik dengan kerajaan ini[3].
Selain dari berita buku T'ang-Hui-Yao, dari buku Tse-fu-yuan-kuei pada masa Dinasti Song yang dibuat atas dasar sejarah lama oleh Wang-ch'in-jo dan Yang I antara tahun 1005 dan 1013, juga menceritakan adanya utusan dari Kerajaan Melayu datang ke Cina antara tahun 644 dan 645 

 pendapat penulis,
saya berpendapat bahwa prasati kedukan bukit di buat setelah berdirinya kerajaan SRIWIJAYA, dan telah tertata nya pemerintahan serta berjalannya pemerintahan maka barulah prasasti ini di buat sebagai pengingat atau tanda, bahwa sri paduka DA PUNTA HYANG datang dari kerajaan minanga, dan berhasil mendirikan kerajaannya,  yaitu SRIWIJAYA