Jumat, 27 Februari 2015

SEJARAH MINANGKABAU - EPISODE SIASAT TIANG HUNGKUK

KEMELUT DI PAGARUYUNG
EPISODE SIASAT TIANG HUNGKUK

pada kisah terdahulu di kisahkan bahwa RAJA IMBANG JAYO / RIO MUDA AGUNG telah di kalahkan oleh CINDUA MATO, dan al hasil raja imbang jayo pulang tanpa bersama puti bungsu, maka malu dan marahnya bercampur baur, ia adukan semua kejadian kepada ayahnya RIO DIPATI atau TIANG HUNGKUK dan membuat Raja Tua itu marah bukan kepalang.

tapi di antara marahnya karena anaknya telah di permalukan oleh Cindua mato, ia masih boleh berpikir jernih, segera ia berangkat menemui RAJA SINTONG, kerajaan CINA yang berada di SUNGAI KAMPAR dan pada abad ke1 M telah menjadikannya sebuah kerajaan yang sangat di takuti di kawasan itu, kerajaan KANDIS sendiri telah di kalahkannya, menyusul kerajaan LUBUK JAMBI ( raja aur kuning yang telah menjadi URANG GADANG dari SUMANI ) dan kononnya kerajaan ini akan juga menyerang kerajaan - kerajaan kecil yang ada di kawasan merapi hingga kerinci. 
kesempatan itulah di gunakan oleh TIANG HUNGKUK / TIANG BUNGKUK untuk mempropaganda penyerangan ke kawasan merapi. 

sementara itu DATO KATUMANGGUNGAN - DATOK PERPATIH NAN SABATANG - RAJO AUR KUNING dan TUAN GADANG di BATIPUH telah mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap penyerangan yang akan datang, mereka berkumpul di sebuah ruangan dan disana juga ada BUNDO KANDUANG ibu dari DANG TUANKU juga dang tuanku sendiri hadir di sana, tidak ketinggalan CINDUA MATO. 

dalam rundingan di dapat kata sepakat dimana BUNDO KANDUANG, DANG TUANKU dan PUTI BUNGSU harus meninggalkan kerajaan PAGARUYUNG / BUKIT BATU PAHAT untuk berjaga - jaga andai kata mereka di kalahkan oleh RAJA SINTONG. 

dalam siasat TIANG HUNGKUK ia berhasil emndapat tambahan bala tentara untuk menyerang PAGARUYUNG dan berangkatlah ia, sehingga terjadilah pertempuran sengit antara tentara pagaruyung dan tentara TIANG HUNGKUK, peperangan berlangsung selama sepekan, dan pada hari ke tujuh CINDUA MATO berhadapan dengan TIANG HUNG KUK dan cindua mato berhasil di kalahkan dan di tawan oleh raja TIANG HUNGKUK, 

Sementara itu BUNDO KANDUANG dan DANG TUANKU serta PUTI BUNGSU telah sampai di sebuah tempat yang tiada di ketahui oleh siapapun, di sebuah istana kecil yang dahulu telah di siapkan oleh BUNDO KANDUANG semasa ia masih berada di kerajaan KURINCI, namun istana ini lebih dekat sebenarnya ke kerajaan INDERAPURA. di situ mereka tinggal menetap. memutus hubungan dengan dunia luar.

melihat kekalahan CINDUA MATO yang sakti, TUAN GADANG hendak menyerang PAGARUYUNG yang telah di kuasai tiang hungkuk, namun di tahan oleh RAJA AUR KUNING dan dua orang adiknya DATUK KATUMANGGUNGAN DAN PERPATIH. sebab ia melihat kecerdasan dan kecerdikan cindua mato.

begitulah sebenarnya yang terjadi, saat cindua mato tertawan dengan kepandaian dan akalnya yang tak pernah habis, berhasil mengambil simpati TIANG HUNGKUK dan dijadikannyalah ia sebagai pesuruhnya, dan hingga sebuah malam di saat tiang hung kuk tidur Cindua mato mencari tahu kelemahan dari raja tua ini, dengan ilmu SI TANYO TANYO akhirnya cindua mato mengetahui kelemahan tiang hungkuk.. dan
keesokan harinya tiang hungkuk di tantangnya bertarung, tantangan ini membuat tiang hungkuk geram bukan kepalang, tapi akhirnya ia terkejut dan menyadari kelemahannya telah di ketahui, akhirnya ia terbunuh dalam pertarungan itu.

imbang jayo putra tiang hungkuk atau RIO DIPATI melaporkan kekalahan ayahnya kepada RAJA SINTONG, dan ia kembali membawa pasukannya dan pasukan kerajaan sintong, kembali pertempuran sengit terjadi dan sekarang pertempuran ini menjadi berat sebelah...pasukan imbang jayo dan raja sintong terpukul mundur... pasukan pagaruyung yang di bantu oleh para datuk memukul mundur.. dan menawan raja sintong, sementara imbang jayo tewas dalam pertempuran tersebut.

rupanya banyak pendekar yang turun membantu pasukan pagaruyung. dan berkahirlah kisah kemelut imbang jayo.

episode selanjutnya.. PARA DATUK DAN RAJA

Kamis, 19 Februari 2015

SEJARAH MINANGKABAU - PERANG ANTARA IMBANG JAYO DAN CINDUA MATO

SEJARAH MINANGKABAU DALAM EPISODE :
PERANG IMBANG JAYO DAN CINDUA MATO

kisah sebelumnya di ceritakan : dalam perjalanannya CINDUA MATO mandi di sebuah sungai dan cincinnya hilang, konon hingga kini kawasan tempat cindua mato mandi di beri nama SI CINCIN, dan selanjutnya cindua mato melanjutkan perjalanan dengan kapal perahu menuju INDERA PURA.

di bagian lain di kisahkan pula bahwa IMBANG JAYO telah menyusun siasat untuk segera menikahi PUTI BUNGSU, sebelum tiba CINDUA MATO raja imbang jayo telah tiba lebih dulu, dengan hantaran yang beragam ragam, di pinanglah puti bungsu, rajo mudo yang telah termakan hasut hanya menurut manggut - manggut. ulah akibat ilmu dari TIANG HUNGKUK / BUNGKUK, yang pandai ilmu sihir.

persiapan telah di mulai, hari pernikahan telah di tentukan, di hias istana dan di sebar berita, rakyat ramai berkumpul bekerja, tak sabar menanti hari yang agung.
dari pada itu datanglah rombongan CINDUA MATO, tertegun ia menatap keramaian, di cari kabar sebaik dan secepat mungkin, siasatan ia susun kemudian. menyamarlah cindua mato ikut berbaur beserta rakyat SIKALAWI / INDERA PURO, hingga pada harinya.

istana indah berhias bermega mega, rakyat ramai berdiri di Tanah lapang, tetabuhan bertalu talu hingga datanglah dari sebuah arak arakan RAJO IMBANG JAYO yang umur sudah 40 tahun, dan istrinya yang sangat banyak, sementara di dalam, seorang dara jelita PUTI BUNGSU menangis tersedu meratapi nasib.... namun apalah daya, ayah tercinta menghendaki pernikahan itu. hanya pasrah di iring doa, semoga DANG TUANKU mendengar kepedihan hatinya dan segera menjemputnya mengunguang tabang.

maka bila imbang jayo telah masuk istana, banyak ke anehan terjadi, saat ia hendak duduk tikar tempatnya duduk beralih terbang, bila ia pindah ke tempat lain hal sama pula terjadi, merah malu muka imbang jayo, peluh bercucuran, sementara di dapur beras di tanak tidak masak - masak jangankan masak panas pun tidak mau, banyak ke anehan terjadi, rupanya di sebabkan ulah dari cindua mato.

tidak dapat di bantahkan malu tiada tara telah membuat IMBANG JAYO naik pitam, saat itu ia menantang siapa yang mengerjainya, dan perkelahian pun tidak dapat di hindarkan antara cindua mato dan imbang jayo, RAJO MUDO tidak dapat berbuat apa - apa begitu melihat cindua mato ada di sana, malu dan bingung yang membuatnya diam.

akhirnya imbang jayo di kalahkan oleh cindua mato, dan PUTI BUNGSU segera ia larikan dan di bawa ke PAGARUYUNG.

imbang jayo yang kalah dan malu segera kembali ke kerajaannya dan memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya TIANG HUNGKUK.

bersambung ke episode :
SIASAT TIANG HUNGKUK

Minggu, 15 Februari 2015

PERTIKAIAN RAJO IMBANG JAYO DAN DANG TUANKU

PERTIKAIAN RAJO IMBANG JAYO DAN DANG TUANKU
( perjalanan cindua mato menjemput PUTI BUNGSU )

kerajaan PAGARUYUNG di bawah pemerintahan dari RAJA DANG TUANKU dan CINDUA MATO mengalami kemajuan yang sangat pesat. kota telah menjadi semakin ramai, perdagangan pun menjadi sumber pencaharian utama selain pertanian, raja yang masih sangat muda memerintah dengan arif bijaksana dan memiliki panglima muda yang tampan dan sakti CINDUA MATO, pasukan kerajaan terlatih sedemikian rupa, juga di bantu oleh para pandeka.

kakak kandung mereka yang dating dari LUBUK JAMBI iaitu RAJA AUR KUNING yang bersahabat baik dan sangat dekat dengan saudara sepupu mereka SUTAN BALUN / DATUK PERPATIH dan MARAJO BASA atau DATUK KATUMANGGUNGAN telah berhasil memperkuat pertahanan mereka dengan membuat persatuan dan persetujuan bersama.

saat itu DATUK KATUMANGGUNGAN dan DATUK PERPATIH telah memiliki Tanah dan wilayah yang sedemikian luas, di sebelah selatan gunung mulai PARIANGAN dan PADANG PANJANG hingga ke SUMPUR KUDUS menjadi wilayah mereka, begitu juga daerah SUNGAI TARAB dan wilayah BANUA HAMPU, SUNGAI PUAR, KOTO BARU hingga GUNUNG SINGGALANG menjadi wilayah mereka, selain lautan yang mulai menyusut dan daratan yang mulai meluas, kerajaan DUSUN TUO DAN BUNGO SETANGKAI walau terpisah tapi mereka memiliki banyak persamaan dalam pengaturan dan tata pemerintahan. yang berbeda adalah aturan adat mereka juga aturan hukumnya.

saat itu RAJA DANG TUANKU dan CINDUA MATO puns telah sangat sering menjumpai KAKAK SEPUPU mereka ini, untuk menimba ilmu dan belajar tata pemerintahan, hingga suatu saat cindua mato memohon pendapat para kakak - kakaknya soal PINANGAN yang akan dia sampaikan kepada RAJO MUDO di INDERA PURO di sebelah selatan barat kerajaan mereka. yang mana bila ke sana mesti melalui HUTAN LEBAT yang di kuasai oleh PARA PENYAMUN SAKTI di daerah HUTAN LEMBAH TAMBUN TULANG.

bekal kesaktian yang telah cukup di miliki oleh cindua mato di anggap kawasan tersebut bukanlah lagi kawasan yang menakutkan dan berbahaya.

berita tentang PINANGAN ini pun menyebar luas, di sebabkan kecantikan dari putri RAJO MUDO yang bernama PUTI BUNGSU kian ramai di bicarakan.

saat itu di kerajaan IMBANG JAYO, Sang raja muda ini pun berminat merebut puti bungsu dan ingin di jadikannya isteri. IMBANG JAYO dan ayahnya TIAN HUNGKUK memang sudah dari lama ingin menguasai kerajaan KERINCI dan sekitarnya telah bersiasat untuk bias menguasai RAJO MUDO dengan mengawinkan putranya IMBANG JAYO dengan PUTI BUNGSU. siasat pun telah di laksanakan, dan RAJO MUDO sendiri terpancing isu yang di buat oleh IMBANG JAYO.

mendengar berita tersebut BUNDO KANDUNG ibunda DANG TUANKU memerintahkan putranya untuk segera menjemput PUTI BUNGSU, dan DANG TUANKU meminta CINDUA MATO adiknya untuk menjemput PUTI BUNGSU di bawa ke PAGARUYUNG.

cindua mato di temani oleh beberapa pengawal mereka bergerak menuju kerajaan INDERA PURA perjalanan mereka telah tiba pula di kawasan HUTAN dan BUKIT TAMBUN TULANG, di sana ia di sergap oleh para penyamun dan rampok,
CINDUA MATO yang telah siap sedia kemudian menghadapi mereka, di luar dugaan para penyamun dan rampok itu, KUDA tunggangan CINDUA MATO yang di beri nama SI GUMARANG mengamuk sejadinya menerjang para rampok, begitu juga seekor KERBAU penarik pedati yang berisi makanan dan hadiah dengan mengibaskan telinganya maka dari telinga itu seolah berterbangan PENYENGAT - PENYENGAT yang menyerang perampok itu tanpa ampun. tidak menunggu lama kepala penyamun dan rampok itupun tunduk takluk kepada CINDUA MATO dan berjanji setia kepada cindua mato.

cindua mato meneruskan perjalanan hingga tiba di suatu kampong ia ingin sekali mandi karena kegerahan, saat mandi ia menanggalkan pakaian dan juga perhiasannya, termasuk sebuah cincin keramat yang ia letakan pada sebuah ranting bamboo / batuang yang ada di tepi sungai yang jernih itu, selesai mandi ia kembali mengenakan pakaian dan memasangkan perhiasannya, begitu ia ingin mencari cincinya tidak di temukannya, ia mencari cari kesana kemari namun tiada juga bertemu.
ia tidak menyangka bahwa cincin keramat itu telah terikat dengan batuang tempat dia di kaitkan tadi, batuang atau bamboo itu rupanya saat cindua mato mandi ia makin tumbuh tinggi, sehingga tidak di sadari oleh cindua mato. hingga sekarang tempat dimana hilangnya cincin cindua mato di beri nama SICINCIN, demikianlah akhirnya tiba di sebuah pantai CINDUA MATO berlayar menuju kerajaan pamannya.

Minggu, 08 Februari 2015

SEJARAH MINANGKABAU - HARIMAU CAMPO


SEJARAH MINANG - EPISODE HARIMAU CAMPO

HARIMAU CAMPO
 
masih dalam ingatan saat datangnya SRI MAHARAJA DIRAJA di gunung merapi di dampingi pengawal dan permaisurinnya, yang kemudian mendirikan kerajaan PASUMAYAM KOTO BATU, dan setelah SRI MAHARAJA DI RAJA wafat, ia di gantikan oleh SURI DI RAJA adik dari permaisuri. dan permaisuri kemudian menikah dengan CATI BILANG PANDAI mahapatih yang sangat pandai dan cerdik. sehingga lahirlah perpatih atau SUTAN BALUN, dan setelah besar bergelar DATUK PERPATIH, ia adalah adik dari DATU KATUMANGGUNGAN anak dari SRI MAHARAJA DIRAJA dengan permaisuri.
 
dalam perjalanan waktu, akhirnya kedua anak itu berjumpa dengan saudara sepupu mereka RAJA AUR KUNING dan setelah kerajaan KANDIS menyerang kerajaan KOTO ALANG mereka kembali ke kerajaannya di gunung MERAPI yang telah di pindahkan ke PARIANGAN oleh  datuk suri diraja. dimana saat itu, tatanan pemerintahan telah sedemikian rupa rapinya. ber koto koto dan bernagari. kemudian tentara kerajaan mereka adalah para pesilat pesilat ber ilmu tinggi, murid - murid dari para pengawal SRI MAHARAJA DIRAJA dahulu. seperti : HARIMAU CAMPO, KUCING SIAM, ANJING MUALIM, KAMBING HUTAN.
 
dari sekian banyak pengawal yang paling di takuti dan di segani adalah HARIMAU CAMPO yang mendiami daerah BUKITTINGGI sekarang ini. di situ secara turun - temurun mereka mengajarkan silat tuo HARIMAU CAMPO, dan setelah berjalannya waktu jumlah penduduk dan pengikut mereka banyak mereka di kenal sebagai SUKU SIKUMBANG yang artinya SUKU HARIMAU atau SUKU KUMBANG ( identic dengan nama macan kumbang ). sebagai suntingan di ambil dari :
 
Asal-usul Suku Sikumbang[sunting | sunting sumber]
Diduga nama Sikumbang berasal dari kata Si Kumbang. Si Kumbang sendiri bermaksud Harimau Kumbang (Harimau berwarna hitam). Kemungkinan dulunya orang-orang suku Sikumbang ini keturunan Tamil India yang kulitnya hitam dan memiliki keahlian bela diri berupa silat harimau yang terkenal.
Selain itu, ada beberapa kata yang terkait dengan asal usul nama suku Sikumbang yaitu kata kumbang. Kumbang bisa berarti sejenis serangga, atau sebuah nama untuk macan tutul (harimau). Sikumbang sangat terkenal di zaman dulu di ranah Minangkabau. Bahkan Sutan Balun yang kemudian bergelar Datuk Perpatih Nan Sebatang diceritakan oleh Gus tf Sakai.
Di nagari tertua dalam wilayah Minangkabau, yakni di nagari Pariangan, suku ini merupakdan suku yang berperan sebagai hulubalang nagari, karena dalam suku Sikumbang ini, kaum laki-laki berjumlah banyak dan sangat ahli dalam beladiri. Selain itu, suku ini juga diutus untuk ke batipuh untuk meredakan perselisihan antara masyarakat batipuh ateh dengan batipuh bawah, yang mana pertikaian di picu oleh perbedaan faham antara Bodi Caniago dengan Koto Piliang.
Pemimpin dari suku ini yaitu seorang pendekar yang diberi gelar Tuan Gadang. Seluruh anggota suku Sikumbang mengabdikan diri pada Tuan Gadang. Atas keberhasilan suku ini meredakan pertikaian di batipuh, Tuan Gadangpun diberi gelar kembali, dengan gelar Hariamau Campo.
 
dengan keberadaan TUAN GADANG yang memiliki pengikut cukup banyak, DATUK KATUMANGGUNGAN dan DATUK PERPATIH serta RAJO AUR KUNING mempersiapkan segala sesuatunya menghadapi serangan tentara cina bila bila waktu.
 
untuk kita ketahui bersama bahwa DATUK KATUMANGGUNGAN adalah pencetus kelarasan suku KOTO PILIANG dan DATUK PERPATIH adalah pencetus kelarasan BODI CANIAGO
 
dan saat itu telah banyak lahir suku - suku yang mendiami kawasan GUNUNG MERAPI dan salingka SINGGALANG dan GUNUNG SAGO hingga ke KURINCI dan TALANG.
 
kisah selanjutnya : PERTIKAIAN DANG TUANKU DENGAN IMBANG JAYO

SEJARAH MINANGKABAU - KEMELUT DI KANDIS

SEJARAH MINANGKABAU - KEMELUT DI TANAH KANDIS
KEMELUT DI KERAJAAN KANDIS

setelah KANDIS menyerang KOTO ALANG dan akhirnya raja AUR KUNING meninggalkan KANDIS dan mendirikan kerajaan LUBUK JAMBI - ( JAMBI ). rupanya itu adalah siasat dari RAJA KANCIL PUTIH dan PINANG MASAK yang akhirnya mereka bekerja sama dengan RAJA SINTONG yang dating dari CINA untuk menyerang KANDIS, dan peperangan besar pun terjadi para pembesar kerajaan kandis banyak terbunuh dan yang selamat segera mundur untuk menyembunyikan istana  DHAMNA, sebuh istana megah yang sangat indah terhiasi emas mulia dan bertahtakan mutiara, dalam waktu sekejap istana itu lenyap tertelan lautan.

ISTANA DHAMNA yang megah itu adalah sebuah istana yang di bangun dengan arsitektur canggih, dan di bangun di atas sebuah lautan masa itu. dan dalam konstruksi bangunannya di atur sedemikian rupa untuk bisa menyembunyikan istana itu cukup dalam. dan rupanya pada saat kejadian itu, para pembesar yang bertugas menjaga istana DHAMNA menenggelamkan istana tersebut. kemudian para pembesar itu bersumpah setia untuk saling menjaga kerahasiaan istana tersebut.

para pembesar itu kemudian menghilangkan diri dan kononnya salah seorang dari mereka mendirikan sebuah bangunan yang menyerupai istana dhamna dan akhirnya saat pasukan cina dari raja SINTONG itu tiba mereka  sangat kesal mendapati istana dhamna yang di sohorkan itu hanya berupa sebuah candi terbuat dari batu bata, kemudian pasukan raja SHINTONG yang ber agama budha menjadikan bangunan itu sebagai kuil mereka dan menetap di sana untuk persiapan menyerang dan menaklukan kerajaan LUBUK JAMBI.

sang raja kandis saat itu tewas terbunuh dalam peperangan tersebut, dan pada saat yang telah di tentukan oleh KOMANDAN PASUKAN RAJA SINTONG mereka berangkat untuk menyerang kerajaan JAMBI. kembali peperangan hebat terjadi dan RAJA AUR KUNING yang bergelar HYANG INDERAJATI mundur melintasi kawasan yang sangat jauh dan kembali berputar menuju GUNUNG KERINCI, sedih juga ia saat itu mendapati kerajaan KERINCI tidak lagi terurus dan sepertinya hanya menjadi sebuah KOTA kecil saja. dan dari sana ia mendapat kabar bahwa ibunya BUNDO KANDUNG telah berpindah ke PAGARUYUNG bersama adik adiknya, bergegaslah ia mengarahkan bahteranya ke arah pagaruyung, hingga tiba di kawasan SUMANIK ia berhenti dan mendirikan pesangrahan untuk menenangkan bathinnya sebelum berjumpa dengan keluarganya.

Cukup lama juga ia di daerah SUMANIK mengajarkan agama islam kepada penduduk setempat, dan juga mengajarkan banyak ilmu yang sangat berguna bagi penduduk setempat, mulai sebagai nelayan dan juga petani, ia ahli di bidang ilmu perbintangan dan juga ilmu silat. sehingga ramailah penduduk yang bersimpati kepadanya, dan mengangkatnya menjadi DATUK, dengan gelar MAKHUDUM.
dan setelah keadaan di SUMANI semakin ramai ia tinggalkan kawasan itu kepada kemenakannya dan ia angkat kemenakannya sebagai RAJA KECIL / rajo kociak, dengan gelar yang sama dengannya MAKHUDUM SUMANIK, dan AUR KUNING meneruskan perjalanannya menuju PAGARUYUNG, di sana ia berjumpa dengan BUNDO KANDUNG ibunya yang sudah cukup tua pada umurnya saat itu, dan juga adik adiknya seibu, DANG TUANKU dan CINDUA MATO,
kebahagiaan tiada terkira meliputi keluarga bundo kandung saat itu. setelah bercerita panjang lebar dan menjelaskan rencana penyerangan tentara cina ke daerah lainnya, maka mereka kemudian bersiap sedia berjaga, jaga dan mendirikan benteng - benteng pertahanan.

tidak lupa juga AUR KUNING menemui adik adik sepupunya yang tinggal tidak jauh dari kawasan BUKIT BATU PAHAT tersebut, dan saat itu daratan sudah semakin luas, tempat mana dulu sering di lalui OJUNG / perahu kini telah berupa Tanah padang yang luas, dan dengan kereta kuda atau PEDATI mereka saling terhubung.

akhirnya berjumpalah AUR KUNING dengan DATUK TUMANGGUNG dan DATUK PERPATIH kemudian mereka saling bercerita pengalaman mereka semenjak berpisah, dan menceritakan pula kemajuan pesat KERAJAAN PAGARUYUNG / BUKIT BATU PAHAT masa itu.

saat itu tersiar kabar bahwa pusat pemerintahan KERAJAAN KANDIS di pindahkan ke TELUK KUANTAN atau DUSUN TUO.
kemudian mereka berencana mengadakan pertemuan membahas bagaimana membuat pertahanan dari penyerangan PASUKAN CINA itu.

kisah selanjutnya adalah : HARIMAU CAMPO

SEJARAH MINANGKABAU - KERAJAAN PAGARUYUNG


SEJARAH MINANGKABAU - KERAJAAN PAGARUYUNG

kisah terdahulu menceritakan dimana KERAJAAN DANG TUANKU dan KERAJAAN IMBANG JAYO mulai maju pesat, sementara itu di KERJAAN INDERA PURO seorang dara jelita putri dari RAJO MUDO raja di INDERA PURO paman dari DANG TUANKU, tengah menjadi pembicaraan karena kecantikannya, banyak pangeran yang jatuh hati dan ingin meminangnya, tapi mereka takut dengan RAJO MUDO yang sakti, begitu juga mereka banyak mengetahui kalau PUTI BUNGSU telah di tunangkan dengan DANG TUANKU.

kerjaan KURINCI telah makin surut pamor nya di sebabkan raja PANDEKA PANJANG GOMBAK telah meninggal dan begitu juga BUNDO KANDUNG telah pindah ke kerajaan DANG TUANKU. dan ketikan kerajaan Dang tuanku makin kuat, kerajaan kurinci di jadikan kerajaan bawahan dari kerajaan dang tuanku.

di saat DANG TUANKU muda, kawasan tempat mereka mendirikan istana banyak di kelilingi BUAYA yang sangat bengis dan sering menyerang pengawal serta rakyat yang mendiami kawasan tersebut. dan pernah sekali menyerang CINDUA MATO saat mandi di sungai tempat biasa DANG TUANKU mandi, sehingga membuat CINDUA MATO marah dan menyerang buaya - buaya yang ada di sungai itu. dan raja buaya masa itu pun menjadi marah dan ingin menyerang istana DANG TUANKU, namun karena kecerdikan CINDUA MATO, penyerangan itu berhasil di patahkan, tetapi untuk berjaga - jaga dari serangan buaya tersebut cindua mato memerintahkan para prajurit dan rakyatnya waktu itu untuk membuat pagar di sepanjang sungai dengan POKOK RUYUNG yang kuat dan berduri, serta menanam pokok ruyung sebanyak - banyaknya karena kebetulan Tanah daratan yang mereka diami banyak di tumbuhi pokok ruyung sehingga tidak sulit mereka membuat pagar dari pokok ruyung.

lambat laun orang banyak menyebut istana itu dengan sebutan ISTANA PAGARUYUNG.
dan kemudian bergantilah nama kerajaan DANG TUANKU menjadi KERAJAAN PAGARUYUNG.
istana di buat indah sedemikian rupa. dan kemudian raja dan para putri istana tidak lagi mandi di sungai tetapi mandi di sebuah pincuran yang di kenal dengan sebutan PINCURAN TUJUAH yang memiliki tujuh buah pancuran.

DANG TUANKU kemudian di daulat sebagai RAJA PAGARUYUNG dengan gelar SYAH ALAM MALIN DAULAT. sebagai RAJO ALAM dan CINDUA MATO sebagai AMPANG LIMA ( PANGLIMA ).

untuk selanjutnya RAJO ALAM MALIN DAULAT dengan CINDUA MATO mulai menata pemerintahan kerajaan mereka.

pusat kerajaan berada di BUKIT BATU PAHAT. dan semenjak itu pada tahun 180 M kerajaan Pagaruyung mulai di kenal di se antero PULAU PACO / PULAU PERCA / PULAU EMAS / SWARNA DWIPA.

KISAH SELANJUTNYA : EPISODE KEMELUT DI TANAH KANDIS

SEJARAH MINANGKABAU - KERAJAAN DANG TUANKU DAN IMBANG JAYO


SEJARAH MINANGKABAU - KERAJAAN DANG TUANKU DAN IMBANG JAYO 1

KERAJAAN DANG TUANKU DAN KERJAAN IMBANG JAYO

KERAJAAN KANDIS maju sedemikian pesatnya, seiring dengan itu daratan pun mulai bermunculan, pulau - pulau kecil dan besar serta perbukitan yang kemudian berubah menajdi hutan hutan kecil dan semakin lama semakin ramailah penduduk yang mendiaminya sehingga bermunculanlah kerajaan - kerajaan baru.

KOTO ALANG, KANCIL PUTIH, PINANG MASAK, DANG TUANKU, IMBANG JAYO. berdiri pada perkiraan tahun 50 hingga 80 masehi, kemudian kerajaan KOTO ALANG yang mulai maju pesat berperang melawan kerajaan KANCIL PUTIH yang kemudian dengan siasat raja kancil putih berhasil meminta pertolongan kepada kerajaan kandis untuk mengalahkan kerajaan koto alang. akhirnya kerajaan koto alang pun berakhir di sebabkan raja AUR KUNING memilih meninggalkan kerajaannya dari pada harus melawan kemenakannya, begitu juga dengan TUMENGGUNG dan PERPATIH yang membantu raja AUR KUNING lebih memilih kembali ke kerajaannya dari pada harus melawan kakak kandung mereka.

RAJA AUR KUNING kemudian mendirikan kerajaan LUBUK JAMBI. sementara TUMENGGUNG di daulat menjadi raja di KERAJAAN BUNGO SETANGKAI dan bergelar DATUK KATUMANGGUNGAN, sementara itu PERPATIH atau SUTAN BALUN di daulat menjadi raja di KERAJAAN DUSUN TUO ( LIMO KAUM ) dengan gelar DATUK PERPATIH
akhirnya kerajaan - kerajaan itu bahu membahu dan mulai membentuk semacam persatuan kerajaan.

RAJA AUR KUNING sebagai seorang putera dari keturunan SRI MAHARAJA DEPANG dengan permaisuri yang masih kakak kandung dari permaisuri SRI MAHARAJA DIRAJA, ia  memiliki adik tiri, setelah kepergiannya meninggalkan ibundanya menuju kerajaan KANDIS, adik - adiknya telah besar, ibundanya yang bergelar BUNDO KANDUANG ( gelar yang di beri di saat mengandung dirinya menempuh perjalanan jauh hingga tiba di gunung kerinci ) telah menikah dengan Raja penguasa KERAJAAN KURINCI yang bergelar PANDEKA PANJANG GOMBAK, dan melahirkan anak bergelar SUTAN RUMANDUNG yang setelah besar bergelar DANG TUANKU, dan PANDEKA PANJANG GOMBAK ini pun menikahi dayang BUNDO KANDUANG yang bernama KEMBANG BANDAHARI dan melahirkan putra bernama CINDUA MATO,  setelah mereka besar mereka juga berkeinginan untuk menyusul kakak mereka, namun keadaan telah berubah lain, lautan dulu yang maha luas telah mulai surut dan telah banyak pulau pulau yang bermunculan, kemudian berangkatlah mereka meninggalkan kerajaan kurinci, bermaksud menyusul kakak mereka,  

di dalam perjalanan mereka telah mendengarkan gonjang ganjing ( BERITA ) tentang kondisi di kerajaan KANDIS sehingga SUTAN RUMANDUNG mengambil keputusan berhenti di sebuah daratan kosong yang di temuinya dalam perjalanan dan mendirikan tempat per istirahatan di sana sebelum meneruskan ke inginannya untuk mencari kakak mereka. tetapi lambat laun tempat istirahat itu makin ramai di singgahi para pedagang, dan di daratan yang mereka diami banyak di temukan pohon kelapa dan buah - buahan serta pohon botuang ( bamboo ).  dan yang paling utama adalah banyaknya di temukan pokok ruyung yang buahnya juga enak di buat makanan serta air irisannya bias di buat NIRA.

setelah dua tahun di sana mereka menetapkan untuk mendirikan kerajaan disana dan di daulatlah  SUTAN RUMANDUNG menjadi raja di sana. di bantu oleh CINDUA MATO. maka berkembang pesatlah kerajaan itu yang tak lain kemudian di kenal dengan sebutan KERAJAAN DANG TUANKU sesuai gelar yang di miliki oleh SUTAN RUMANDUNG.
sehingga akhirnya mereka mendengar kabar bahwa telah terjadi peperangan di KANDIS dan kakak mereka telah meninggalkan kerajaan KOTO ALANG, dan mendirikan kerajaan baru bernama LUBUK JAMBI.

PENGENALAN SINGKAT TOKOH CINDUA MATO DAN DANG TUANKU

CINDUA MATO adalah seorang pangeran muda tampan sakti dan gagah berani, cerdik dan pandai, konon pada masa itu tak satupun yang bias menandingi kesaktiannya. kesaktiannya konon ia dapat dari belajar ilmu kesaktian pada ayahnya PANDEKA PANJANG GOMBAK dan pamannya RAJO INDERA PURO yang bergelar RAJO MUDO.

DANG TUANKU adalah pewaris tahta KERAJAAN KURINCI di sebabkan ia anak pertama dari pernikahan BUNDO KANDUANG dan PANDEKA PANJANG GOMBAK, sedang AUR KUNING adalah putra pertama bundo kanduang dengan SRI MAHARAJA DEPANG. dan karena telah lama meninggalkan sri maharaja depang, dan sepertinya tidak ada seorang pun yang menyusulnya, bundo kanduang memutuskan menerima pinangan PANDEKA PANJANG GOMBAK untuk di jadikannya permaisuri di KURINCI,  dan setelah kerajaan DANG TUANKU makin makmur dan maju, bundo kanduang di boyongnya ke sana. sementara itu PANDEKA PANJANG GOMBAK ayahnya telah meninggal dunia.


dengan berpindahnya bundo kanduang ke kerajaan DANG TUANKU maka kerajaan kurinci menjadi kosong dan oleh adik sepupu raja PANDEKA PANJANG GOMBAK kerajaan di pindahkannya ke TAPAN dan di beri nama KERAJAAN KOYING. kerajaan ini berdamping - dampingan dengan kerajaan RAJO MUDO - INDERAPURA


kisah tentang cindua mato :
Edisi cetak tertua kaba ini adalah yang dicatat oleh van der Toorn, Tjindur Mato, Minangkabausch-Maleische Legende. Edisi ini hanya memuat sepertiga saja dari manuskrip asli yang tebalnya 500 halaman. Pada 1904 Datuk Garang menerbitkan edisi lengkap kaba ini di Semenanjung Malaya, dalam aksara Jawi. Edisi ini mirip dengan versi van der Toorn. Edisi Datuk Garang didasarkan pada manuskrip milik keluarga seorang Tuanku Laras di daerah Minangkabau timur.[2] Edisi lain adalah Saripado (1930), Madjoindo (1964), Endah (1967), Singgih (1972) dan Penghulu (1982). Cerita ini juga telah disadur ke dalam bentuk sandiwara oleh Moeis (1924), Penghulu (1955), dan Hadi (1977 dan dalam Esten, 1992).[1]
Naskah kaba ini tersimpan di berbagai perpustakaan, antara lain Jakarta (Juynboll, 1899) dan Leiden (Van Ronkel, 1921). [1]
 
SEJARAH MINANGKABAU - KERAJAAN DANG TUANKU - IMBANG JAYO 2
KERAJAAN IMBANG JAYO


setelah kerajaan KANDIS menyerang kerajaan KOTO ALANG yang di perintah oleh Raja Aur Kuning, kerajaan lain mulai bermunculan dan mulai mengembangkan wilayahnya dan kemajuan negaranya. salah satunya adalah KERAJAAN DANG TUANKU di daerah Batusangkar sekarang. dengan rajanya SUTAN RUMANDUNG dan di bantu oleh adiknya CINDUA MATO kedua nya sebenarnya adalah adik tiri dari RAJA AUR KUNING yang kemudian mendirikan kerajaan LUBUK JAMBI dan kemudian berpindah ke daerah JAMBI sekarang ini.


mereka belum sempat saling bertemu, di karenakan kesibukan mereka mengurus perniagaan dan pemerintahan serta menyiapkan pertahanan.
CINDUA MATO adalah seorang pemuda ahli perang yang tangguh dan sakti. sementara DANG TUANKU adalah raja yang sangat cerdas.

kembali di kerajaan KURINCI, adik sepupu dari raja PANDEKA PANJANG GOMBAK yang bergelar TIAN HUNG KUK ( TIANG BUNGKUK atau dewa bungkuk ) mendirikan sebuah kerajaan di daerah PULAU PUNJUNG  dan mengangkat anak nya IMBANG JAYO sebagai rajanya.
TIANG HUNGKUK bergelar RIO DIPATI dan IMBANG JAYO bergelar RIO AGUNG MUDA


keluarga PANDEKA PANJANG GOMBAK ini sebenarnya berasal dari benua ruhum / hindia. dan beragama HINDU, mereka datang adalah karena kerajaan mereka di kalahkan oleh MAHARAJA ALIF yang telah mulai menguasai kawasan pesisir selatan benua ruhum dan telah meng islamkan kerajaan - kerajaan yang ada di daerah itu. dalam perjalanannya ia sampai di gunung kerinci karena saat itu ia melintasi lautan di sebelah barat dari gunung merapi. maka tiba lah ia saat gunung kerinci telah menjadi pulau yang luas dan berhutan lebat. ia di temani oleh saudara sepupunya DEWA BUNGKUK.

di saat bahtera dari istri SRI MAHARAJA DEPANG tiba dan mengetahui mereka adalah masih saudara dari SRI MAHARAJA ALIF maka dengan siasatnya berhasil memperistrinya dan di beri gelar SRI PARAMISUARI BUNDO KANDUNG karena ia datang dalam keadaan mengandung aur kuning. SRI PARAMISUARI saat itu di temani para dayang dan pengawal serta adik sepupunya yang kemudian menjadi raja di kerajaan INDERA PURO Dengan gelar RAJO MUDO.

saat menjadi raja di INDERA PURO, RAJO MUDO masih memluk islam yang taat dan agak bertentangan dengan PANDEKA PANJANG GOMBAK sehingga memilih meninggalkan KURINCI dan mengungsi ke sisi sebelah barat gunung dan mendirikan kerajaan di daerah indera pura - lunang.
dan saat lahirnya DANG TUANKU dan CINDUA MATO secara diam - diam ia melatih keponakannya dan tetap mengajarkan ISLAM kepada ke dua keponakannya. dan hal itu sangat menggembirakan bagi SRI PARAMISUARI atau BUNDO KANDUANG. kemudian kakak beradik itu berjanji menjodohkan anak mereka kelak setelah besar.

begitu juga rupanya pada DEWA BUNGKUK, ia juga sebenarnya menaruh hati kepada bundo kandung dan ingin menggulingkan kekuasaan kakaknya PANDEKA PANJANG GOMBAK yang begitu lemah menghadapi bundo kandung.  akhirnya dewa bungkuk mendirikan kerajaan IMBANG JAYO mengikut nama anak kesayangannya. gelarnya adalah RAJA RIO DIPATI dan anaknya IMBANG JAYO bergelar RIO MUDA AGUNG.
rupanya saat IMBANG JAYO mulai beranjak dewasa jatuh hati kepada PUTI BUNGSU anak dari RAJO MUDO yang telah di pertunangkan dengan DANG TUANKU dan dengan siasatnya berhasil menyebar berita bahwa DANG TUANKU tidak akan kembali ke Tanah KURINCI lagi sebab ia telah menderita sakit yang sangat parah, dan hasutannya di perkuat setelah PANDEKA PANJANG GOMBAK MENINGGAL DUNIA, bundo kandung di jemput dan tinggal menetap di kerajaan dang tuanku.

MAKA MULAILAH PERSETERUAN TERJADI, mari kita simak pada episode selanjutnya

KERAJAAN PAGARUYUNG

SEJARAH MINANGKABAU - PECAHNYA KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO

SEJARAH MINANGKABAU - EPISODE PECAHNYA KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO ( PARIANGAN )








PECAHNYA KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO ( PARIANGAN )

setelah berdirinya kerajaan MELAYU JAMBI pada abad ke 2 masehi didirikan oleh RAJA AUR KUNING yang sebelumnya mendirikan kerajaan KOTO ALANG, maka kerajaan itupun menjadi berkembang pesat, tidak demikian di PASUMAYAM KOTO BATU.
Pada abad 1 Masehi di sekitar lereng Gunung Merapi.[1] Sri Maharajo Dirajo dengan permaisurinya Puti Indo Jolito dan anaknya bernama Sutan Maharajo Basa yang kemudian dikenal dengan gelar Datuk Ketumanggungan. Setelah meninggal dunia Sri Maharajo Dirajo digantikan oleh Datuk Suri Dirajo, sedangkan istrinya kembali menikah dengan Cati Bilang Pandai (penasehat ahli Sri Maharajo Dirajo) dan melahirkan tiga orang anak: Sutan Balun, Sutan Bakilap Alam, dan Puti Jamilan. Sutan Balun kemudian dikenal dengan gelar Datuk Perpatih Nan Sebatang
hampir se abad perjalanan waktu setelah KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO berdiri, koto - koto dan nagari nagari mulai di bentuk, di atur dengan aturan dan hukum yang tegas. menjadikan kerajaan aman dan tentram,
se iring air laut yang mulai menyusut dan timbulnya daratan daratan baru yang berupa pulau - pulau kecil berbukit bukit, maka makin berkembanglah masyarakat dan penduduk yang mendiami kawasan kawasan baru tersebut. sehingga pada abad ke 2 masehi setelah kepulangan TUMENGGUNG DAN PERPATIH, telah banyak yang berubah pada kampong halaman mereka.
kehadiran mereka di elu elukan oleh seluruh rakyat, dimana mereka adalah penerus kerajaan yang ada.

Dewan pertimbangan Kerajaan Pasumayan Koto Batu dipimpin oleh Sri Dirajo (Datuk Suri Dirajo). Hukum yang diterapkan di tengah masyarakat disebut sebagai Undang-undang Simumbang Jatuh yang terdiri atas dua bagian yaitu Si Gamak-gamak (atau Tariak Baleh) dan Si Lamo-lamo. Penerapan hukum tersebut diserahkan sepenuhnya kepada penguasa, dimana penguasa dalam menjatuhkan hukumannya hanya berdasarkan perasaan atau berdasarkan keyakinannya sendiri.

Di Pariangan didirikan sebuah tempat bersidang yang disebut Balai Saruang. Di Balai Saruang inilah segala sesuatu dimusyawarahkan. Kemudian didirikan juga Balai Nan Panjang, Balai Pasujian, dan Balai Kaciak.[2] Balai Saruang hanya terdiri dari satu ruang, sedangkan Balai Nan Panjang terdiri dari 17 ruang.
Datuk Suri Dirajo kemudian mengangkat Sutan Maharajo Basa yang bergelar Datuk Ketumanggungan dan Sutan Balun yang bergelar Datuk Perpatih Nan Sebatang. Semasa kerajaan Pasumayan Koto Batu ini adat Minangkabau sudah disusun sedemikian rupa, namun kemudian disempurnakan oleh Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Keduanya lalu dianggap oleh orang Minangkabau sebagai pendiri adat Koto Piliang yang aristokratis dan adat Bodi Caniago yang demokratis.

SEBAB PECAHNYA KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO

Setelah Kerajaan Pasumayan Koto Batu berakhir dengan Rajanya Sri Maharajo Dirajo yang kemudian digantikan oleh Datuk Suri Dirajo. Maka selanjutnya muncul 2 orang pemimpin yang bernama Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Sebagaimana dikatakan sebelumnya kedua orang tokoh ini seibu berlainan bapak.

Datuk Katumanggungan mendirikan Kerajaan Bungo Satangkai di Sungai Tarab dan sebagai yang dipertuan adalah Datuk Banadaro Putiah.

Sedangkan datuk Perpatih Nan Sabatang meninggalkan Nagari Pariangan Padang Panjang dan mendirikan Nagari Limo Kaum XII Koto dan IX Koto di Dalam. Didaerah ini yang berdaulat Datuk Perpatih Nan Sabatang sedangkan pemerintahan sehari-hari dilaksanakan oleh Datuk Bandaro Kuning.

Yang termasuk Kerajaan Dusun Tuo adalah daerah yang termasuk Lareh Bodi Chaniago adalah Tanjung Nan Tigo dan Lubuak Nan Tigo.

Sedangkan Kerjaan Bungo Satangkai meliputi Langgam Nan Tujuh.
Semasa Kerajaan Dusun Tuo dan Bungo Satangkai diadakan perubahan Undang-Undang Simumbang Jatuah dirubah dengan undang-undang Si Lamo-lamo intinya adalah bahwa sesuatu keputusan yang akan diambil diperhitungkan terlebih dahulu masak-masak, melarat dan memanfaatkannya. Hukuman yang telah dijatuhkan belum dapat dilaksanakan tetapi harus diberi tenggang waktu lebih dahulu agar hukuman itu benar-benar menghukum orang yang bersalah.

Yang melaksanakan Undang-undang Si Lamo-lamo adalah Kerajaan Dusun Tuo di bawah pimpinan Datuk Perpatih Nan Sabatang, sedangkan Kerajaan Bungo Setangkai di Bawah pimpinann DatukKatumanggungan tetap bertahan dengan undang-undang Simumbang Jatuah. Akhirnya kedua tokoh ini terjadi perselisihan. Perselisihan ini akhirnya diadakan perdamaian dan ikrar bersama ditandai dengan Batu Batikam. Isi perdamaian bahwa Undang-undang Silamo-lamo berlaku bagi seluruh Minangkabau dan Adat Bodi Chaniago dan Koto Piliang sama-sama berlaku bagi seluruh rakyat Minangkabau.

Selanjutnya terjadi pula perubahan yaitu Undang-undang si Lamo-lamo diganti dengan Undang-undang Tariak Baleh. Sebagai contoh Undang-undang Tariak Baleh ini adalah:

Salah tariak mangumbalikan
Salah cotok malantiangkan
Salah makan mamuntahkan


Artinya kesalahan yang diperbuat seseorang dapat diuperbaikinya kembali sebelum hukuman dijatuhkan kepadanya. Akhirnya undang-undang Tariak Baleh ini terjadi lagi perubahan yaitu Undang-Undang Duo Puluah yang diberlakukan di seluruh Minangkabau baik di Lareh Koto Piliang maupun Lareh Bodi Caniago yang mana sampai sekarang masih berfungsi sebagai hukum adat di nagari-nagari pada saat sekarang.

Yang dapat kita ambil kesimpulan adalah bahwa semasa Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang betul-betul telah mereka susun adat Minangkabau yang nenjadi pegangan bagi orang Minangkabau sejak dahulu sampai sekarang. Tidak mengherankan kalau nama Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang tidak dapat dilupakan oleh orang Minangkabau sepanjang masa.
EPISODE selanjutnya adalah KERAJAAN DANG TUANKU DAN IMBANG JAYO

SEJARAH MINANGKABAU - RAJA AUR KUNING

SEJARAH MINANGKABAU - EPISODE RAJA AUR KUNING
PERJALANAN RAJA AUR KUNING

sepeninggal runtuhnya kerajaan KOTO ALANG, dan setelah berpisahnya RAJA AUR KUNING bersama ke dua sepupunya yang kembali ke KERAJAAN PASUMAYAM KOTO BATU yang telah di pindahkan istana ke tempat yang lebih baik yaitu DI PARIANGAN dengan nama kerajaan yang lebih di kenali dengan sebutan KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO, demikianlah akhirnya ke dua kakak beradik sepupu dari RAJA AUR KUNING telah kembali ke kerajaan mereka.

kembali kepada kisah RAJA AUR KUNING... yang tidak mau berperang dengan keponakannya, dan lebih memilih mengalah, akhirnya kembali mendirikan sebuah kerajaan baru.

Berdasarkan Tambo Kenegerian Koto Lubuk Jambi Gajah Tunggal, kerajaan Koto Alang adalah pengembangan dari Kerajaan Kandis, “Pada masa jayanya Kerajaan Kandis banyak terjadi perebutan kekuasaan dari orang-orang yang merasa mampu, mereka ingin merebut kekuasaan dan akhirnya memisahkan diri dari Kerajaan Kandis,” . Maka berdirilah Kerajan Koto Alang pada tahun ke 2 M, Rajanya bergelar Aur Kuning, ia mempunyai Patih (Wakil Raja) dan Temenggung (Penasehat Raja).
“Berdirinya Kerajaan Koto Alang maka terjadilah perebutan kekuasaan antar kerajaan,” Maka pada tahun 6 M Kerajaan Kandis menyerang Kerajaan Koto Alang. Dimenangkan Kerajaan Kandis. Raja Aur Kuning melarikan diri ke Jambi, ”Itulah asal usul nama Sungai Salo yang berarti Raja bukak selo—buka sila, di Dusun Botuang.” Karena tidak mau tunduk dibawah pemerintahan Kerajaan Kandis, Patih dan Temenggung melarikan diri ke arah Barat menuju Gunung Merapi (Sumatera Barat) dan mereka berganti nama, Patih menjadi Datuk Perpatih nan Sebatang dan Temenggung menjadi Datuk Ketemenggungan, ”Kedua tokoh inilah yang menjadi tokoh adat legendaris Minangkabau.” ungkap Datuk Tomo.
Peninggalan Raja Aur Kuning saat ini masi bisa ditemukan yaitu berupa Mustika Gajah sebesar bola pingpong, yang ditemukan Raja Aur Kuning di dalam kepala Gajah Tunggal sewaktu Raja Aur Kuning mengalahkan Gajah Tunggal—karena mempunyai satu gading, dibunuh dengan menggunakan Lembing Sogar Jantan. ”Tempat Raja Aur Kuning membunuh Gajah Tunggal itu kini bernama Lopak Gajah Mati yang terdapat disebelah selatan Pasar Lubuk Jambi, Mustika Gajah dan Gading Tunggal, masih saya simpan, kecuali Gading Tunggal yang telah dijual salah seorang keluarga saya, ketika saya tidak berda dikampung pada tahun 1976, sangat disayangkan,” kata Datuk berjanggut ini. Sungai yang mengalir disamping Lopak Gajah Mati tersebut dinamakan dengan Batang Simujur, yang berarti mujur/beruntung membunuh gajah tersebut.
Prof. Suwardi. MS, seorang sejarawan Riau, pernah malakukan penelusuran dengan Datuk Tomo tentang Kerajaan Kandis dan Kerajaan Koto Alang, dan terhenti karena sesuatu hal, ”Kerajaan Kandis memang ada diceritakan sekilas di dalam Kitab Negara Kertagama, Kerajaan Kandis itu berada di Rantau Kuantan, penelusuran ini terhenti dengan kendala SDM dan dana,” terang Suwardi. Sampai tulisan ini terbit belum ada pembenahan terhadap situs bersejarah yang terdapat di Dusun Botuang, Desa Sangau, Kec. Kuantan Mudik, Kab. Kuansing, Propinsi Riau tersebut.

akhirnya berdirilah kerajaan JAMBI

episode selanjutnya adalah : PECAHNYA KERAJAAN LAGUNDI NAN BASELO

SEJARAH MINANGKABAU - TUMENGGUNG DAN PERPATIH DI KANDIS

SEJARAH MINANGKABAU - EPISODE TUMENGGUNG DAN PERPATIH DI KANDIS
TUMENGGUNG DAN PERPATIH DI KERAJAAN KANDIS

setelah kedua pangeran ini di selamatkan oleh PANGERAN AUR KUNING dan akhirnya mereka bertiga menjadi sahabat baik, bersama sama mereka berlayar menuju kerajaan KANDIS yang di ketahui mereka bahwa yang menjadi raja di sana adalah kakak kandung TUMENGGUNG, begitulah perjalanan mereka berminggu minggu di atas bahtera akhirnya sampailah mereka di KANDIS.
 
sebuah pemandangan menakjubkan mereka saksikan mulai mendekati kerajaan itu, perahu - perahu begitu ramai di sekitar pelabuhan, ada bahtera - bahtera yang sangat besar sepuluh kali lipat besarnya dari bahtera mereka, pelan bahtera AUR KUNING mendekati dermaga, kemudian mereka menyandarkannya. para pengawal dan pengikut aur kuning seperti telah di komando, ada yang berjaga di bahtera mereka, ada yang emmasak, ada yang turun menari perbekalan, ada yang mencari pakaian, ada yang berniaga menjual DAMAR dan sebagian saja mengiringi ke TIGA PANGERAN itu menuju istana.
 
sesampainya di gerbang istana, mereka ber tiga di hentikan oleh pengawal dan di tanyai maksud dan tujuannya, akhirnya setelah beberapa lama menunggu pengawal itu membawa mereka
menghadap raja, DATO RAJO TUNGGAL, saat itu raja  berumur 60 tahun, selang 25 tahun setelah berpisah dengan ayahnya SRI PADUKA MAHARAJA DIRAJA, lama ia mengamati ke tiga pangeran itu, akhirnya ia bertanya kepada AUR KUNING, menanyakan siapakah sebenarnya mereka,
satu persatu dari AUR KUNING menjelaskan bahwa AYAHNYA BERNAMA SRI MAHARAJA DIPANG, ia berasal dari KERAJAAN KURINCI, ia berpisah dengan ayahnya sewaktu masih bayi,  karena mengikuti IBUNDAnya yang berkeinginan menyusul ADIK KANDUNGNYA PRAMESWARI namun malang mereka tidak dapat menyusul melainkann terdampar di GUNUNG KURINCI - KERINCI sekarang. dan kemudian mereka mendirikan kerajaan di sana. dan kemudian menceritakan bahwa ibunya sudah menikah dengan RAJA INDERA PURO. untuk itu dirinya ingin mencari saudara ayahnya yang konon arah persinggahannya di KERAJAAN KANDIS ini.
mendengar penuturan itu termenunglah sang raja, tak kalah permaisurinya lebih termenung lagi mendengar penuturan kisah AUR KUNING.
 
kemudian raja kembali menatap dua orang pangeran lainnya yang wajahnya tampan dan berseri serta sangat mirip keduanya. namun pembawaan perpatih lebih tenang di bandingkan kakaknya TUMENGGUNG.
kemudian dengan bersemangat TUMENGGUNG bercerita tentang ayahandanya telah meninggal dan ibunya pun telah menikah dengan patih CATI BILANG PANDAI dan telah melahirkan adiknya ini PERPATIH. makin tercenunglah sang baginda raja, dan butiran air mata pun menetes kemudian mereka memanggil ke tiga pangeran itu dan memeluknya. raja pun menceritakan kalau mereka adalah bersaudara semuanya. dimana AUR KUNING sendiri adalah saudara SEPUPU mereka. maka semenjak itu hiduplah mereka di ISTANA DAMNA. dan ikut membangun membesarkan KERAJAAN KANDIS.
 
saat itu perdagangan maju pesat, DATO BANDARO HITAM sebagai menteri perdagangan memimpin perniagaan secara turun temurun, hingga berniaga ke daerah yang jauh dengan perahu OJUNG nya ( kapal kayu ) hingga ke kerajaan SALAKA NAGARA. kerajaan ini baru baru saja berdiri dan penduduknya sudah mulai ramai,
 
Kerajaan Salakanagara (Salaka=Perak) atau Rajatapura termasuk kerajaan Hindu. Ceritanya atau sumbernya tercantum pada Naskah Wangsakerta. Kerajaan ini dibangun tahun 130 Masehi yang terletak di pantai Teluk Lada (wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten). Raja pertamanya yaitu Dewawarman yang memiliki gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Rakja Gapura Sagara yang memerintah sampai tahun 168 M.
Dalam Babad suku Sunda, Kota Perak ini sebelumnya diperintah oleh tokoh Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya atau Aki Tirem, waktu itu kota ini namanya Pulasari. Aki Tirem menikahkan putrinya yang bernama Pohaci Larasati dengan Dewawarman. Dewawarman ini sebenarnya Pangeran yang asalnya dari negri Palawa di India Selatan. Daerah kekuasaan kerajaan ini meliputi semua pesisir selat Sunda yaitu pesisir Pandeglang, Banten ke arah timur sampai Agrabintapura (Gunung Padang, Cianjur), juga sampai selat Sunda hingga Krakatau atau Apuynusa (Nusa api) dan sampai pesisir selatan Swarnabumi (pulau Sumatra). Ada juga dugaan bahwa kota Argyre yang ditemukannya Claudius Ptolemalus tahun 150 M itu kota Perak atau Salaknagara ini. Dalam berita Cina dari dinasti Han, ada catatan dari raja Tiao-Pien (Tiao=Dewa, Pien=Warman) dari kerajaan Yehtiao atau Jawa, mengirim utusan/duta ke Cina tahun 132 M.
 
dan kembali air laut makin lama makin menyusut, daratan di daerah kuantan sudah mulai bermunculan, tumbuhan, pohon telah berubah menjadi hutan - hutan dan pohon nyiur berbaris di setiap pesisirnya.
 
sepuluh tahun telah berselang, RAJA DATO TUNGGAL mulai sakit - sakitan, dan ia di kemudian di gantikan oleh putranya dengan gelar yang sama, putranya ini lebih muda dua tahun dari AUR KUNING, dengan di gantikannya DATO TUNGGAL 1 pemerintahan mulai berubah, banyak pejabat - pejabat baru mulai di angkat dan mereka sangat arogan dan ingin mengeruk keuntungan sendiri. sementara DATO TUNGGAL 2 yang baru saja di angkat sebagai raja tidak pernah mau mendengar nasihat - nasihat yang di berikan paman - pamanya, bahkan seperti takut kekuasaannya di ambil oleh paman - paman mereka ini yang menjadi keperayaan ayahnya.
 
selang lima tahun kemudian AUR KUNING mengajak dua saudaranya TUMANGGUNG dan PERPATIH mendirikan kerajaan baru di daerah BOTUNG, mendirikan kerajaan ini dengan maksud untuk berjaga - jaga agar suatu saat apabila kerajaan KANDIS di serang musuh, mereka bias menyelamatkan raja dan meneruskan pemerintahan di daerah ini.
 
dan pada saat itu juga rupanya bawahan raja juga menyiapkan pendirian sebuah kerajaan baru bernama KERAJAAN KANCIL PUTIH di daerah BUKIT SELASIH DAN PINANG MASAK di DAERAH LUBUK RAMO - PANTAI. ke dua kerajaan ini bersiasat untuk menggulingkan kekuasaan raja,
 
KERAJAAN KANDIS masa itu telah menjadi sebuah kerajaan yang sangat megah dan besar, istana ber taburkan emas berkilauan, rakyat hidup makmur dan mewah, dan kapal - kapal dagang dari cina pun sudah banyak datang untuk berbarter barang kepada mereka. di antaranya membawa sutera dan barang - barang lainnya. sementara dari SALAKA NEGARA membawa lada dan beras. perdagangan maju pesat sekali.
 
dan kerajaan - kerajaan lain pun mulai bermunculan, saudara lelaki permaisuri raja mendirikan sebuah kerajaan di SINGINGI HILIR ( koto baru daerah GUNUNG MEDAN sekarang )
dan adik raja sendiri bernama DANG TUANKU mendirikan kerajaan di SINGINGI ( PAGARUYUNG sekarang ) namun masa itu lebih di kenal dengan sebutan KERAJAAN DANG TUANKU. sementara kerajaan IMBANG JAYO rajanya bergelar RIO DIPATI
 
demikianlah perkembangan di KANDIS, kerajaan - kerajaan baru berdiri dan mulai mengambil peranan dan keinginan, siasat untuk penggulingan kerajaan kandis tercium oleh AUR KUNING di KOTO ALANG, ia memerintahkan panglima perangnya menyerang kerajaan KANCIL PUTIH.
Perang pun berkecamuk dan koto alang berhasil mengalahkan KANCIL PUTIH yang bekerja sama dengan kerajaan PINANG MASAK.
 
tetapi dengan kecerdikan RATU di PINANG MASAK ia berhasil menghasut raja untuk menyerang KERAJAAN KOTO ALANG, raja terhasut dan mengirim pasukan yang lebih besar untuk menyerang koto alang, AUR KUNING berunding dengan adik - adik sepupunya TEMENGGUNG dan PERPATIH, sementara para panglima masih bertempur dengan pasukan dari KANDIS, kemudian mereka bertiga sepakat untuk meninggalkan KANDIS dan kembali ke Tanah asal atau kerajaan masing - masing.
 
dengan perginya raja AUR KUNING, TUMANGGUNG dan PERPATIH meninggalkan kerajaan KOTO ALANG, maka ber akhirlah kerajaan koto alang, dan para punggawa, pengawal dan panglima yang setia juga meninggalkan kerajaan kandis .
TUMENGGUNG dan PERPATIH meninggalkan koto alang menuju KERAJAAN PASUMAYAM KOTO BATU - MARAPI. dengan menggunakan perahu menelusuri SUNGAI NANING dan melanjutkan dengan berkuda menuju PADANG PANJANG karena daratan sudah semakin luas, sempat bingun juga ke duanya yang di ikuti beberapa prajurit pengawal mereka. hingga tiba di sebuah lembah, di situ mereka melihat sebuah kapal yang tersangkut di celah celah karang. itulah agaknya perahu pengawalnya dulu, dengan kesaktian kedua nya, perahu itu pun kemudian makin keras dan membatu. setelah bersembahyang mereka kemudian meneruskan perjalanan mereka mendaki perbukitan menuju PADANG PANJANG.
 
demikianlah kisah dua orang pangeran dari KERJAAN MERAPI ini kembali ke kampong halaman mereka setelah cukup lama di KANDIS.
 
episode selanjutnya : PERJALANAN AUR KUNING

SEJARAH MINANGKABAU - TUMENGGUNG DAN PERPATIH

SEJARAH KERAJAAN MINANGKABAU - EPISODE LAHIRNYA TUMENGGUNG DAN PERPATIH
SEJARAH AWAL KERAJAAN MINANGKABAU

bermula dari hilangnya sebuah peradaban maju dan sangat megah, setelah di landa gempa dahsyat dan  jaman es, dimana peradaban ini hilang lenyap dalam sehari dan di saat es mulai mencair dan membentuk lautan yang maha luas, SRI PADUKA MAHARAJA DIRAJA yang di percaya sebagai nenek moyang orang minang mulai berlayar mengarungi samudera luas. dan pada awal abad ke 1 masehi ia mulai melihat sebuah daratan di daerah KANDIS sekarang ( sebelah timur kawasan payakumbuh, berada di pertengahan perjalanan dari bukittinggi ke pekanbaru.

di sanalah ia mendirikan sebuah kerajaan yang ia beri nama kerajaan KANDIS, begini suntingan ceritanya :
 

1. Kerajaan Kandis ( 1 M ) adalah kerajaan tertua yang berdiri di Sumatera, yang terletak di Koto Alang, masuk wilayah Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Diperkirakan berdiri pada tahun 1 SM.

Sejarah

Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke 1 Sebelum Masehi, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau Dharmasraya di Sumatera Tengah. Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung.
Maharaja Diraja, pendiri kerajaan ini, sesampainya di Bukit Bakau membangun sebuah istana yang megah yang dinamakan dengan Istana Dhamna. Putra Maharaja Diraja bernama Darmaswara dengan gelar Mangkuto Maharaja Diraja (Putra Mahkota Maharaja Diraja) dan gelar lainnya adalah Datuk Rajo Tunggal (lebih akrab dipanggil). Datuk Rajo Tunggal memiliki senjata kebesaran yaitu keris berhulu kepala burung garuda yang sampai saat ini masih dipegang oleh Danial gelar Datuk Mangkuto Maharajo Dirajo. Datuk Rajo Tunggal menikah dengan putri yang cantik jelita yang bernama Bunda Pertiwi. Bunda Pertiwi bersaudara dengan Bunda Darah Putih. Bunda Darah Putih yang tua dan Bunda Pertiwi yang bungsu. Setelah Maharaja Diraja wafat, Datuk Rajo tunggal menjadi raja di kerajaan Kandis. Bunda Darah Putih dipersunting oleh Datuk Bandaro Hitam. Lambang kerajaan Kandis adalah sepasang bunga raya berwarna merah dan putih.


Ekonomi Kerajaan

Kehidupan ekonomi kerajaan Kandis ini adalah dari hasil hutan seperti damar, rotan, dan sarang burung layang-layang, dan dari hasil bumi seperti emas dan perak. Daerah kerajaan Kandis kaya akan emas, sehingga Rajo Tunggal memerintahkan untuk membuat tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan tambang titah, artinya tambang emas yang dibuat berdasarkan titah raja. Sampai saat ini bekas peninggalan tambang ini masih dinamakan dengan tambang titah.
Hasil hutan dan hasil bumi Kandis diperdagangkan ke Semenanjung Melayu oleh Mentri Perdagangan Dt. Bandaro Hitam dengan memakai ojung atau kapal kayu. Dari Malaka ke Kandis membawa barang-barang kebutuhan kerajaan dan masyarakat. Demikianlah hubungan perdagangan antara Kandis dan Malaka sampai Kandis mencapai puncak kejayaannya. Mentri perdagangan Kerajaan Kandis yang bolak-balik ke Semenanjung Malaka membawa barang dagangan dan menikah dengan orang Malaka. Sebagai orang pertama yang menjalin hubungan perdagangan dengan Malaka dan meninggalkan cerita Kerajaan Kandis dengan Istana Dhamna kepada anak istrinya di Semenanjung Melayu.
Dt. Rajo Tunggal memerintah dengan adil dan bijaksana. Pada puncak kejayaannya terjadilah perebutan kekuasaan oleh bawahan Raja yang ingin berkuasa sehingga terjadi fitnah dan hasutan. Orang-orang yang merasa mampu dan berpengaruh berangsur-angsur pindah dari Bukit Bakar ke tempat lain di antaranya ke Bukit Selasih dan akhirnya berdirilah kerajaan Kancil Putih di Bukit Selasih tersebut.

Berdirinya Kerajaan Kancil Putih dan Kerajaan Koto Alang

Air laut semakin surut sehingga daerah Kuantan makin banyak yang timbul. Kemudian berdiri pula kerajaan Koto Alang di Botung (Desa Sangau sekarang) dengan Raja Aur Kuning sebagai Rajanya. Penyebaran penduduk Kandis ini ke berbagai tempat yang telah timbul dari permukaan laut, sehingga berdiri juga Kerajaan Puti Pinang Masak/Pinang Merah di daerah Pantai (Lubuk Ramo sekarang). Kemudian juga berdiri Kerajaan Dang Tuanku di Singingi dan kerajaan Imbang Jayo di Koto Baru (Singingi Hilir sekarang).
Dengan berdirinya kerajaan-kerajaan baru, maka mulailah terjadi perebutan wilayah kekuasaan yang akhirnya timbul peperangan antar kerajaan. Kerajaan Koto Alang memerangi kerajaan Kancil Putih, setelah itu kerajaan Kandis memerangi kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis, sehingga Raja Aur Kuning pindah ke daerah Jambi, sedangkan Patih dan Temenggung pindah ke Merapi.
Kepindahan Raja Aur Kuning ke daerah Jambi menyebabkan Sungai yang mengalir di samping kerajaan Koto Alang diberi nama Sungai Salo, artinya Raja Bukak Selo (buka sila) karena kalah dalam peperangan. Sedangkan Patih dan Temenggung lari ke Gunung Marapi (Sumatera Barat) di mana keduanya mengukir sejarah Sumatra Barat, dengan berganti nama Patih menjadi Dt. Perpatih nan Sabatang dan Temenggung berganti nama menjadi Dt. Ketemenggungan.
Tidak lama kemudian, pembesar-pembesar kerajaan Kandis mati terbunuh diserang oleh Raja Sintong dari Cina belakang, dengan ekspedisinya dikenal dengan ekspedisi Sintong. Tempat berlabuhnya kapal Raja Sintong, dinamakan dengan Sintonga. Setelah mengalahkan Kandis, Raja Sintong beserta prajuritnya melanjutkan perjalanan ke Jambi. Setelah kalah perang pemuka kerajaan Kandis berkumpul di Bukit Bakar, kecemasan akan serangan musuh, maka mereka sepakat untuk menyembunyikan Istana Dhamna dengan melakukan sumpah. Sejak itulah Istana Dhamna hilang, dan mereka memindahkan pusat kerajaan Kandis ke Dusun Tuo (Teluk Kuantan sekarang).

2. KERAJAAN PASUMAYAMAN KOTO BATU ( 1 M )
Dengan bergulirnya sang waktu telah melahirkan beberapa kerajaan - kerajaan baru yang mulai mendiami daratan - daratan baru yang bermunculan di sebabkan air laut mulai surut dan berkurang.
SRI PADUKA MAHARAJA DIRAJA setelah mendirikan kerajaan kandis dan menyerahkannya pada anak pertamanya untuk menjadi raja di sana, beliau bergerak ke selatan dimana ia melihat ada cahaya kemerahan berkilauan yang menggerakan hatinya untuk melayarkan kapalnya kembali bergerak ke selatan, ia di iringi para pengawal dan pengikutnya,


Selain pengikutnya, Sri Maharaja juga membawa istri-istrinya yang diberi julukan oleh pengikutnya sesuai dengan kerenah (tingkah laku) mereka;
  1. Si Anak Raja (prameswari)
  2. Harimau Campa (dari Campa) Isteri yang berasal dari kerajaan campa,
  3. Kucing Siam (dari Siam) isteri yang berasal dari siam dan berperangai mirip kucing
  4. Kambing Hutan (dari Kambay) istri yang berasal dari kerajaan KAMBAY
  5. Anjing yang Mualim (dari Burma) dan istri yang berasal dari Burma, dan ia bertugas sebagai mualim yang menjaga anjungan awalnya dulu ia di gelari ANJUNG MUALIM entah mengapa kemudian berubah jadi anjing mualim
konon SRI MAHARAJA INI banyak mempercayai adalah keturunan dari RAJA ISKANDAR ZULKARNAEN, yang memerintah kerjaan Asoka pada tahun 338 SM, Cerita tentang Iskandar Zulkarnain banyak sekali, demikian pula dengan Sri Maharaja Diraja. Tidak dapat diketahui dengan pasti siapa sesungguhnya raja ini, apakah anak kandung Zulkarnain ataukah zuriatnya saja karena jangka waktunya tidak jelas. Sejarah dunia juga tidak pernah menyebut ketiga pangeran yang menjadi raja di belahan bumi barat dan timur serta yang turun di Gunung Merapi yang menjadi nenek moyang orang Minangkabau ini.

SRI MAHARAJA DIRAJA berlayar ke selatan mengikuti arah datangnya cahaya, yang saat siang dan malam terus bersinar, semakin dekat semakin jelas terlihat dari mana asalnya sumber cahaya itu, SRI ANJUNG MUALIM ( anjing mualaim ) yang berdiri di anjungan berteriak : " TUANKU,  PATIK MELIHAT GUNUNG SEBESAR TELUR ITIK MENYEMBURKAN API " kemudian raja dan lainnya berbondong - bondong melihat ke arah yang di tunjuk anjing mualim, raja pun memerintahkan agar kapal di arahkan ke sana.

makin dekat makin terlihatlah gunung tersebut, sang permaisuri yang tengah asik melihat pijaran api lupa akan mahkotanya yang hamper lepas, dan sesaat kemudian bersoraklah ia, menyorakan mahkotanya terjatuh ke laut, raja memerintahkan para pengawalnya untuk segera terjun menyelam mencari mahkota tersebut. namun saying mahkota itu tak kunjung di temukan, sang permaisuri sangat sedih hatinya, raja pun ikut sedih, dan memerintahkan para pengikut dan pengawalnya melabuhkan perahunya di puncak merapi yang di beri nama LAGUNDI NAN BASELO, lama raja berdiam di sini menantikan pengawalnya menyelam untuk mencari mahkota peninggalan neneknya RATU BATRICIA / RATU BATRIK. kemudian raja mendirikan sebuah PASUMAYAMAN yang kemudian di kenal sebagai PASUMAYAMAN KOTO BATU yang di anggap sebagai kerajaan pertama di minangkabau. karena lama berdiam di sana, air lautpun kian surut, sementara persediaan makanan mulai menipis, raja memerintahkan pengawalnya untuk menebarkan benih padi di sebuah hamparan yang di buat sawah dimana hingga sekarang Tanah itu di kenali sebagai TANAH NAN SATAMPUAK BANIH,

setelah sekian lama berjalan waktu, sang permaisuri mengandung dan raja mulai sakit - sakitan, maha patih yang masih muda dan sangat pandai dan cerdik waktu itu telah berhasil membuatkan mahkota duplikat untuk sang permaisuri serupa sekali dengan aslinya. hal mana sangat menyenangkan hati sang permaisuri dan raja. selang setelah permaisuri melahirkan anaknya yang kelak besar bernama DATUK TUMENGGUNG, raja meninggal dunia, duka ini membuat seluruh pengawal dan pengikut raja berduka dan berkabung, langit gelap gulita dan badai gelombang menghempas pantai, CATI BILANG PANDAI sang patih yang pandai, cerdik dan banyak akal memutar otaknya bagaimana keadaan ini cepat ber akhir, maka ia kemudian berdoa dan mengajak yang lainnya juga. dan tak lama kemudian setelah mereka berdoa bersama, secara perlahan langit membukakan cahaya birunya yang cerah, ombak menjadi tenang dan bahkan air laut kian menyurut. sang patih kemudian berdiri dengan gagahnya di sebuah daratan yang baru saja muncul di permukaan,di sebuah batu yang besar dan tinggi, dengan PEDANG PANJANG yang tergantung di pinggangnya ia bersorak dan mengajak seluruh yang ada di sana untuk berhenti berduka dan memulai kehidupan yang baru, KONON tempat berdiri CATI BILANG PANDAI hingga sekarang di sebut sebagai PADANG PANJANG yang di ambil dari kata PEDANG PANJANG yang di bawa PATIH CATI BILANG PANDAI.  dari hasil musyawarah para dato dan pengikut setia raja akhirnya memutuskan agar CATI BILANG PANDAI menggantikan kedudukan raja hingga anak raja cukup umur, dan dari desakan para istri raja dan dayang agar CATI BILANG PANDAI menikahi sang permaisuri. demikianlah akhirnya di buatlah pesta yang meriah untuk merayakan pengangkatan patih menggantikan tugas raja dan pernikahannya dengan permaisuri di sebuah dataran yang baru muncul di sisi tenggara gunung, tempat itu lambat laun di beri nama PARIANGAN yang berasal dari kata RIANG - RIANG sebagian juga ada menyebut berasal dari kata PARA HYANGAN - tempat atau istana Raja. sebab di situlah kemudian CATI BILANG PANDAI mendirikan istananya, selang setahun kemudian lahirlah seorang anak hasil dari pernikahan mereka dan kelak setelah besar anak itu dikenal dengan nama PERPATIH sebab ia lahir dari seorang ayah bergelar PATIH dan ibu seorang permaisuri.

KEDUA PUTRA - PANGERAN ini di besarkan bersama - sama di dalam istana, keduanya sama tampan dan gagah, serta sama cerdik pandainya, tetapi perbedaan yang terlihat adalah PERPATIH terlihat lebih penyayang dan sabar serta lebih mencintai kesamaan kedudukan atau tidak menginginkan adanya perbedaan mencolok antara raja dengan rakyat sesuai nasihat ayahnya.

setelah remaja keduanya, lautan sudah semakin surut, dan saat itu kapal - kapal sudah mulai banyak di buat dan sudah mulai boleh berlayar cukup jauh, dan kapal - kapal dari KANDIS pun sudah mulai berdatangan ke MERAPI. kerajaan PASUMAYAMAN KOTO BATU lebih banyak di kenal orang sebagai KERAJAAN MERAPI.  kedua pangeran itupun ingin melihat kerajaan KANDIS dan ingin berjumpa dengan KAKAK mereka di sana RAJA KANDIS, maka menyeberanglah dengan perahu di iringi 4 perahu pengawalnya. dan dalam perjalanan mereka di amuk badai yang cukup ganas sebuah dari perahu pengawal tersangkut di palung cadas yang sangat dalam konon daerah itu di kenal sebagai LEMBAH HARAU sekarang. 3 perahu lainnya hancur menabrak sebuah GUNUNG yang juga baru tersembul saat itu, gunung itu adalah GUNUNG SAGO di beri nama demikian konon dulu puncak gunung itu berwarna HITAM KEMERAHAN menyerupai warna SAGO. kapal perahu yang di tompangi TUMENGGUNG DAN PERPATIH rusak parah dan hamper tenggelam dan di saat kritis itu datanglah sebuah KAPAL yang cukup besar menyelamatkan mereka.

diatas kapal besar itu ada seorang raja muda bernama RAJA AUR KUNING, yang tampan dan berwibawa datang dari KURINCI sebuah GUNUNG di sebelah selatan MERAPI. kemudian mereka bersama - sama menuju KANDIS karena tujuan mereka sama. di dalam perjalanan mereka bertiga sangat cepat akrab satu sama lainnya, dan mereka seperti satu kesatuan yang sangat kuat.

CERITA SELANJUTNYA AKAN KITA BERI NAMA TUMENGGUNG DAN PERPATIH DI NEGERI KANDIS